RUMAH KOSONG


Bruokk

Suara batang pohon jatuh, pohon dekat rumah kosong itu sudah berumur tua. Pohon yang tinggi besar, daunnya juga terlalu rimbun. Tapi tidak ada orang yang berani menebang pohon itu, padahal hanya untuk merapikan sedikit daunnya. Banyak yang bilang pohon itu sudah menjadi rumah para makhluk tak kasat mata.

Dan Randi, anak remaja laki-laki yang tinggal tepat depan rumah kosong itu terkadang penasaran dan ingin masuk kedalam rumah kosong, tapi ibunya selalu melarangnya. Rumah yang sudah sangat lama kosong, sejak Randi kecil. Pemiliknya meninggal dengan cara yang sadis, dibunuh oleh perampok. Kata orang juga arwahnya masih berkeliaran.

“Aku harus nyingkirin batang pohonnya, kasihan kalau ada orang lewat.”

“Randi! Mau kemana?” Ibunya bertanya

“Cuma mau nyinkirin batang pohon Bu, bukan mau masuk dalam rumah itu. “

“Biar Ibu bantu aja, lagian ini juga udah mau maghrib.”

Randi dan Ibunya menyingkirkan batang pohon yang jatuh tadi, depan rumahnya saja suasananya sudah berbeda. Ada angin yang berhembus membuat badan dingin, dan melihat keadaan rumah itu, bulu kuduk merinding. 

Maghrib pun tiba, dari rumah Randi ke musholla pun juga tidak jauh. Tapi memang para warga harus melewati depan rumah kosong itu ketika hendak pergi ke musholla paling ujung. Teman-teman Randi yang lain juga selalu menunggu Randi ntuk perg ke musholla, tapi kali ini sepertinya mereka sudah duluan.

“Randi ke musholla dulu Bu,”

“Ya udah hati-hati.”

Melewati depan rumah kosong itu lagi, rasanya dia seperti diperhatikan oleh seseorang. Rumah itu gelap, kotor, banyak tumbuhan yang merambat, halamannya penuh rumput liar dan daun-daun berjatuhan. 

Sampainya di mushola dia langsng mengikuti sholat maghrib berjama’ah. Selesainya dia tidak langsung pulang, tapi menunggu dulu di musholla menanti Isya’. Dia dan juga temannya saling mengobrol. 

“Randi, pas tadi kita duluan ke msholla. Kita ngelihat kayak ada orang di rumah kosong itu,”

“Iya Di, bener. Makanya kita tadi duluan, mana gerbang tuh rumah kosong bunyi lagi,”

“Masa sih ada orang, imajinasi kalian aja kali. Kebetulan ada Kakek Samad, itu rumah kosong kok gak ada yang ngurus sih Kek, padahal rumahnya besar. Terus kayaknya bagus dulunya.” Tanya Randi dia penasaran

“Dulu itu, rumah milik orang paling kaya di kampung ini. Dia meninggal dibunuh, entah karena rampok atau utang-piutang. Itu yang belum jelas, karena semua kabar tentang keluarganya gak ada. Dulu sempat ada orang yang bersih-bersih rumah itu, tapi terus orangnya pergi.”

“Atau karena pesugihan kek?” Tanya lagi teman Randi yaitu Alvin

“Nah, iya tuh kek. Kan kata kakek orang itu orang terkaya di kampung ini.”

“Emang istri sama anak-anaknya kemana, kan bisa kalau mereka yang ngurus.”

“Mereka udah meninggal duluan, istrinya sakit, kalau anak-anaknya katanya sih kecelakaan. Tapi justru gak dikubur di kuburan kampung ini. Malah di daerah yang jah dari sini”

“Di makam keluarga kali kek,”

“Kalau ada makam keluarga, harusnya mulai dari Istrinya juga dimakamin di situ kan. Terus orang itu, namanya Pak Andi juga diurusi keluarganya. Tapi saat dia gak ada, semua keluarganya yang lain gak ada yang bisa dihubungi. Akhirnya, warga sini yang mengurus.”

“Apa mungkin masalah keluarga ya, rebutan harta. Tapi kenapa rumah itu dibiarin kalau rebutan harta. Kan bisa dijual,” Ucap lagi Alvin

“Gini aja Vin, kamu bersihin rumahnya. Kalau udah bersih kamu foto terus kamu jual lewat internet.” Yusuf memberi saran

“Suf, Yusuf idemu ada-ada aja. Rumahnya emang bersih tapi hantunya kagak bersih.

“Kita bersihin aja, kita kesana terus do’a. Kalau diantara kita ada yang kesurupan, ditinggal kabur aja. Daripada di amuk, entar kan pingsan sendiri.”

“Kalian bertiga ini ada-ada aja, bentar lagi Isya’. Waktunya Alvin adzan tuh,” Suruh Kakek pada Alvin

Ternyata masih banyak pertanyaan soal meninggalnya pemilik rumah kosong itu. Bahkan mungkin tebakan Alvin juga Yusuf bisa jadi dugaan-dugaan baru. Tapi itu kejadian lama, mungkin orang-orang tidak terlalu penasaran atau mempertanyakan lagi. 

Seminggu kemudian....

Randi, Alvin dan Yusuf sedang mengobrol di teras rumah Randi. Malam ini mereka terjadwal untuk menjaga keamanan kampung. Tapi belum waktunya mereka berangkat, karena masih pukul setengah delapan malam. Di pos pun belum ada orang selain mereka. 

Ketika sedang enak ngobrol, mereka mendengar suara dari rumah kosong itu. Awalnya mereka tidak peduli dengan suara itu. Tapi lama-lama penasaran, sebenarnya itu suara apa, seperti ada yang sedang mengetuk kayu dengan palu.

“Apa tiap hari ada suara kayak gini? Kok betah tinggal depan rumah kosong begitu, mana berisik banget lagi.” Yusuf bertanya pada Randi

“Iya Ran, jangan-jangan tuh rumah ada yang nempatin lagi sebenarnya. Bisa aja orang masuk lewat belakang rumah itu. Halaman belakangnya juga masih luas tapi dipagerin sama pager tembok tinggi. Kenapa ya pada gak mau ngecek, takutnya nih tempat dijadiin tempat aneh-aneh.” Tambah Alvin

“Kata Ibuku itu suara binatang, atau mungkin hantu kali. Tapi aku juga gak percaya, kita bukan anak kecil lagi yang gampang diyakinin.” Jawab Randi

“Gimana kalau kita cek?”

“Boleh lah,”

“Oke, mumpung Ibuku lagi keluar.”

Akhirnya mereka bertiga benar-benar masuk ke dalam rumah kosong itu. Tidak lupa dengan senter dan kayu untuk penjagaan diri. Rumah itu benar-benar gelap, pintunya juga akan copot, lantainya penuh dengan tanah, sarang laba-laba dimana-mana, benar-benar gelap. Ada hal yang aneh, semakin menuju ruang belakang, sedikit ada cahaya lampu walaupun redup. Dan suara tadi muncul kembali.

“Suaranya muncul lagi, kayaknya dari ruangan itu.” Ucap Alvin sambil menunjuk ruangan yang ada di pojok. Mereka langsung ke arah ruangan itu, dengan langkah yang hati-hati. 

“Aduh, Vin jadi takut nih, mana merinding lagi. Padahal dari tadi udah do’a terus.” Celetuk Yusuf
Suara tadi tiba-tiba berhenti lagi, mereka masih bingung itu suara apa. 
Brookkk 

“Misi kita hampir berhasil, harta dia udah pindah ke tangan kita. Biarin aja rumah ini rusak, jangan sampai ada orang yang tahu kalau tiap malam jum’at kita kesini.” 
Hal yang tidak diduga, ternyata benar ada orang di rumah ini. Alvin, Yusuf, dan Randi spontan terdiam dan saling melihat satu sama lain. 

BERSAMBUNG...

Komentar

Postingan Populer