Roni dan Bima Part 1
Tak...tak...tak...
Roni berjalan seorang diri di lorong kelas sambil menenteng dua tas. Tas pertama tas punggung biasa dan tas kedua adalah tas laptop untuk mengerjakan tugas kelompoknya nanti siang.
Brakkk....brakkk...brakkk, suara seseorang yang lari,
"Ronnnn, tunggu" Panggil Bima
Roni menoleh dan tersenyum, menampakkan lesung pipi yang membuat wajahnya semakin manis. Dia juga berhenti menunggu Bima yang sepagi ini sudah susuh payah berlari mengejarnya.
"Pagi Bro, makasih udah nungguin. Gue dapet bocoran kalau pagi ini jamkos. Jadi kayaknya kita bakal bengong."
"Bocoran dari Ibu lo yang jadi guru di sini kan,"
"Wahahah iya,"
Kedua anak SMA yang satu kelas inipun lanjut berjalan menuju kelas mereka yang katanya akan jam kosong di pagi hari ini.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Satu jam berlalu,
Kelas semakin penuh, bangku-bangku sudah tidak kosong lagi.
"Bisa minggir gak?" Suara siswi perempuan di tengah kelas yang ramai.
"Oh, iya lewat aja."
Siswi perempuan itu bernama Clara. Entah mengapa sikapnya berubah atau memang itu sifat aslinya?
Roni dan Bima berada di belakang bangku Inta, anak yang ditegur Clara. Mereka membicarakan Clara karena memang tingkah lakunya sangat menyebalkan.
"Clara tuh ngingetin gue sama Vania. Temen sekelas kita waktu SMP dulu yang agak banyak problemnya itu."
"Vania yang bicaranya agak manja-manja itu? Owh, mirip ya, saudara kali." Balas Bima
"Bukan cuma bicaranya sih, tapi sama-sama tipe teman yang pantes di cut off dari sifatnya. Menurut lo gimana Bim?"
"Kalau gue jadi Inta yang di depan kita ini. Ya gakpapa sih menghindar. Lu bayangin aja, bukan lu yang salah, tapi lu yang disindir-sindir seolah salah. Terus berita gak benar tentang lu nyebar. Kalau gue sih udah dendam, tapi Inta kan penyabar. Iya kan In?" Dengan sadar, Bima memanggil nama Inta. Inta menoleh dan hanya tersenyum.
"Masukin aja nama Clara ke death note." Lanjut Bima.
"Bima making ngarang, tapi dia benar juga. Kamu itu orang baik Ta. Ya boleh sih kamu instrospeksi diri. Tapi yang paling pantas untuk introspeksi diri ya Clara itu, mana suka banget nyalahin orang lain. Aku aja udah gak respek sama dia" Roni berkata dengan suara yang lirih. Walaupun selirih-lirihnya suara Roni tetap akan terdengar. Tapi dia tidak peduli Clara tahu kalau dia sedang dibicarakan.
"Kalian kenapa sih ngomongin orang pagi-pagi?" Inta keheranan
"Kita mencari letak keobjektifan dalam menilai orang lain." Jawab Bima.
"Wajah doang kayak kalem, tingkah laku bikin astaghfirullah hal adzim. Dia juga suka buat story kayak orang habis tersakiti. Dengan kata-kata yang manis dan keadaan dia yang ingin dikasihani." Tambah Bima.
Sayangnya obrolan mereka berhenti dulu karena guru sudah datang.
"Nanti jangan lupa ngerjain tugas kelompok Bim,"
"Siaplah, jadi ini gak jadi jam kosong?"
"Tunggu dulu gurunya mau ngomong apa."
"Anak-anak hari pertama jam kosong ya, kalian bisa belajar sendiri dulu. Tapi jangan ramai ya. Ya sudah saya pergi dulu. Pagi,"
"Pagii Bu,..."
Setelah guru menjauh, semua anak di kelas sangat bahagia, "Yeeeeeeeeeee"
Komentar
Posting Komentar