Berteduh
Oleh: Ega Ardiana
Sambaran kilat tak terlewatkan menjadi hiasan
Merah menyala, muncul penasaran, namun ketakutan
Di sini sendiri dengan suara rintik deras yang tak usai
Duduk menunggu kapan reda,
Perut keroncongan, suasana dingin, cahaya langit makin petang
Sudah gelap, kini semakin gelap tak terhadang
Untung saja masih ada lampu jalan di ujung sana
Berteduh di bawah emperan rumah tua
Entah mengapa kaki berlari ke sini
Hembusan angin serasa kejutan, bulu kuduk tanpa ragu berdiri
Ambil nafas berulang kali, meyakinkan diri, jika rasa khawatir tak perlu ada
Berharap hujan cepat usai
Tidak apa sepatu basah karena genangan, ku bisa lari lagi
Setidaknya lekas pergi
Tanpa perlu resah menengok kesana-kemari
Kediri, 6 Januari 2025
Komentar
Posting Komentar